Surat Yusuf ini seluruh isinya berkisar pada cerita Nabi Yusuf
a.s. dan saudara-saudaranya beserta orang tua mereka. Cara
penuturan kisah Nabi Yusuf ini kepada Nabi Muhammad s.a.w. berbeda
dengan kisah-kisah nabi-nabi yang lain, yaitu kisah Nabi Yusuf
a.s. ini khusus diceritakan dalam satu surat sedang kisah-kisah
nabi-nabi yang lain disebutkan dalam beberapa surat. Isi dari
kisah Nabi Yusuf a.s. ini berlainan pula dengan kisah-kisah nabi-nabi yang lain. Dalam kisah nabi-nabi yang
lain Allah menitik beratkan kepada tantangan yang bermacam-macam dari kaum mereka, kemudian
mengakhiri kisah itu dengan kemusnahan para penantang para nabi itu.
Didalam kisah Nabi Yusuf a.s ini, Allah s.w.t. menonjolkan akibat
yang baik daripada kesabaran, dan bahwa kesenangan itu datangnya
sesudah penderitaan. Allah menguji Nabi Ya'qub a.s. dengan kehilangan
puteranya Yusuf a.s. dan penglihatannya, dan menguji ketabahan dan
kesabaran Yusuf a.s. dengan dipisahkan dari ibu bapanya, dibuang ke
dalam sumur, dan diperdagangkan sebagai budak. Kemudian Allah s.w.t
menguji imannya dengan godaan wanita cantik lagi bangsawan dan akhirnya
dimasukkan kedalam penjara. Kemudian Allah s.w.t. melepaskan Yusuf a.s.
dan ayahnya dari segala penderitaan dan cobaan itu; menghimpunkan mereka
kembali; mangembalikan penglihatan Ya'qub a.s. dan menghidupkan
lagi cinta kasih antara mereka dengan Yusuf a.s.
HUBUNGAN SURAT YUSUF DENGAN SURAT AR RA'D
1. Dalam surat ini Allah secara umum mengemukakan adanya
tanda-tanda keesaan Allah di langit dan di bumi. Didalam
surat Ar Ra'd Allah mengemukannya lagi secara lebih jelas.
2. Kedua surat tersebut sama-sama memuat pengalaman nabi-nabi
zaman dahulu beserta umatnya. Yang menentang kebenaran
mengalami kehancuran sedang yang mengikuti kabenaran mendapat
kemenangan.
3. Pada akhir surat Yusuf diterangkan bahwa Al Quran itu
bukanlah perkataan yang diada-adakan, melainkan petunjuk dan
rahmat bagi orang yang beriman, dan keterangan yang demikian
itu diulangi lagi di awal surat Ar Ra'd.
|